Tak terhitung sudah berapa juta orang merayakan Valentine, mulai dari berbagi kado berbentuk hati hingga pesta-pesta di berbagai tempat, tak terkecuali rumah ibadah. Padahal kalau ditilik dari sejarahnya, hari yang dilambangkan sebagai hari kasih sayang ini sebenarnya perwujudan dari hari pagan bangsa Romawi Kuno.
Februari dulunya 30 hari!
Dikutip dari Keepo.me, dulu, pada awalnya Februari adalah bulan yang terdiri dari 30 hari, tetapi bulan ke dua dalam satu tahun ini mengalami pengurangan hari manakala Julius Caesar menamai bulan ke 7, sebagai bulan Juli dengan menambah beberapa hari menjadi 31 hari dan Februari mengalami pengurangan menjadi 29 hari.
Kemudian hal serupa juga dilakukan oleh Octavius Caesar, saat menamai bulan ke-8 menjadi August dan menambah hari menjadi 31 hari sehingga bulan Februari mengalami pengurangan lagi menjadi 28 hari. Nah oleh karena pengurangan hari inilah beberapa tradisi pagan bangsa Romawi bergeser ke tanggal 14.
Harinya para penyihir...
Dalam sejarah romawi, valentine ibarat dengan hari penyihir, kok bisa? karena pada hari ke-14 tersebut, adalah hari dimana para penyihir dan ahli nujum, atau peramal melakukan pekerjaan sihir mereka. Lebih lanjut, sejarah mengatakan kalau hari suci 24 Februari disebut Lupercalia atau hari serigala
Hari kegilaan seksual bagi dewi Juno
Tak cuma sebagai hari sihir, dalam budaya Romawi kuno, hari Valentine juga diperingati sebagai hari penghormatan terhadap dewa orang Roma, yakni Lupercus dan Faunus, serta saudara kembar legendaris Remus dan Romulus yang konon pernah disusui oleh serigala (lihat point sebelumnya soal Lupercalia) dengan mengadakan pesta seks, dimana para lelaki akan mengambil wanita sebagai pasangan seks liarnya!
Kita sebagai orang beragama sudah seharusnya menghindari hal seperti ini, karena di mata Tuhan, hal-hal semacam ini adalah bentuk degradasi budaya yang lambat laun akan mengikis keimanan kita kepada Sang Pencipta.
Demikian beberapa fakta seputar valentine, semoga bermanfaat!